#PengajianILUNI

Doc. Panitia - Seperti sedang melakukan ritual

Itu bukan kartu tarot pembaca nasib ataupun kartu remi pembawa keberuntungan (kalo menang taruhan), itu adalah gambar ketika kami melakukan dialog dengan diri sendiri, mereka menyebutnya pause, jeda kalau dalam bahasa Indonesia. Pause atau jeda artinya tidak melakukan apa-apa. kegiatan tidak melakukan apa-apa ini sudah menjadi sesuatu barang mewah atau luxury, di era yang serba cepat, dari bangun tidur sampai tidur lagi, yang mengabdi untuk negeri, yang mengabdi untuk korporat lah, you name it, semua itu rela dilakukan banyak orang terutama di metropolitan, mungkin karena merasa it's a huge mistake, kalo lu ngga ngapa-ngapain.
mungkin belum sangat-sangat-sangat-sangat relate dengan keadaan saya yang saat ini ya, tapi sudah cukup sangat relate.

Itu adalah sesi coaching dalam salah satu program dari Ikatan Alumni UI (ILUNI UI) yang bernama Future Star Corps. Kami adalah batch #1 antara bangga dan was-was jadi kelinci percobaan (astaghfirullah) tapi JUJUR saya tidak pernah berperasangka seburuk itu sih, saya sendri sangat yakin menjadi batch #1 dalam program unggulan perdana ILINI UI adalah suatu kebanggaan dan sebuah privilege, mengingat bahwa coy alumni UI semua keren-keren! kenapa saya bilang begitu, karena untuk lulus dari kampus perjuangan ini tidaklah mudah, ini juga yang sedang saya rasakan sekarang, sudah 4 tahun lebih belum berhasil keluar dari sini. ini juga salah satu alasan saya mengikuti kegiatan ini. maksudnya? eh?

Bertempat di gedung Maybank Syariah, lesehan menggunakan karpet masjid seolah menyihir para hadirin, terbukti dengan secara default kami semua duduk secara terpisah akhwat ikhwan seperti akan salat, "#PENGAJIANILUNI"

Here's key to take away from the speaker - Rene Suhardono, January 25, 2020

Mumpung masih:
muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, luang sebelum sibuk, kaya sebelum miskin, hidup sebelum mati. tinggal pilih mau segera berproses apa entaran aja. langsung aja jiwa rebahan saya seakan dicambuk untuk segera bangun haha.

Untuk itu kita harus tahu hal-hal fundamental atau prinsip, bedakan dengan tips yang hanya berlaku kontekstual.

Manusia sering lupa atau bahkan belum tahu kalau kita manusia bukanlah pelengkap dari keseimbangan ekosistem di bumi dan semesta. Namun ekosistem di bumi, planet-palanet, bintang, galaksi dan semesta semuanya memang dihadirkan untuk kita.
Huft i just realzed how Awesome am I.
So, langkah pertama adalah pilih untuk merasa istimewa. come on we're so special. banyak sekali manusia-manusia merasa tak berdaya. ah itu hanya perasaanmu saja.

Kadang hanya karena yang lain sudah lulus dan berpenghasilan, sementara saya lulus saja belum bahkan gatahu setelah lulus mau ngapain, sering membuat saya lupa betapa istimewanya saya sebagai manusia.

Passion, kata yang cukup populer digunakan juga banyak yang salah mengartikan. Passion kerap dikaitkan dengan pekerjaan, hobi, cita-cita. bukan itu.
untuk membedakkanya coba ajukan pertanyaan seperti berikut:

"bang, film is ma passion!"
"lu pernah bikin film?"
"ga pernah"
"mmm film pendek deh, proposal projek film gitu?"
"ga pernah"
"mmm nulis review deh"
"ga pernah juga"

see ?
Bedakan antara menikmati film dengan passion di film. kalau itu baru sekedar menikmati, tanpa tahu dan berhasrat untuk membuatnya, karena imbalan terbaik dari passion itu adalah melakukannya.

Karena intinya passion itu doing it, is a best gift, dapat duit, dan lain-lain hanya sekedar bonus.
jadi, sekali lagi, reward terbesar adalah bisa melakukannya.

Saya bingung setelah kuliah mau kerja apa, di mana, makin panik ketika merasa kita harus kerja di bidang yang memang sesuai passion blablabla.
kita musti ingat bahwa pekerjaan adalah alat, job is a tool, don't make the tool as your goal. we'll have so many rules but we have a goal. so what is your goal?

sometimes, kita dipusingkan dengan dua pilihan, keduanya sangat menguntungkan secara materi maupun memuaskan batin. begitu pusing dan impossible untuk memutuskan memilih salah satunya, kalau bisa malah ambil keduanya. Saya sendiri merasa demikian, tapi ketika mencoba untuk menambahkan variable "kebermanfaatan", mana diantara dua pilihan ini, diri saya bisa beri manfaat secara optimal? maka akan terasa lebih mudah. karena sesungguhnya menjadi bermanfaat adalah goalnya. ketika diri ini terlalu egois ya pasti akan sulit menentukan.

oke, buat kalian yang kebetulan membaca tulisan di blog ini, mohon maaf karena sejatinya saya hanya ingin menuliskan apa yang saya dapat agar tidak lupa, but hopefully my story will inspire you, so mission accomplished


Sayapun menyadari selama ini terlalu fokus pada ke mana saya akan pergi, alhasil sering tersesat. karena hal pertama yang paling penting adalah di mana saya sekarang?


pariwara - terlihat ciri-ciri ansosnya, main tiktok aja kaya misah sendiri gitu

Mungkin saja itu adalah ketidak sengajaan, ga sengaja aja karena sebelum itu saya mengatur posisi dan mengarahkan temen-temen lainnya sebelum akhirnya saya in frame, which is gada yang ngeliatin dan mengarahkan. Namun karena sedang dalam masa yang kata banyak orang

Quarter Life Crisis
yakni saat semua kemungkinan cenderung mengarah ke hal-hal yang menyedihkan, hadududu

nih, i'm telling you, that

Quarter Life Crisis
itu kreasi aja, gaada begituan.
mon maap ni yak

Ingat lagi, everything is already provided, yaqueen masih bilang krisis? 

Komentar