Dihipnotis Ernest Prakasa


Hari ini 5 Februari 2016
(waktu ketika saya mulai menulis tulisan ini yaa)
H-1 Kuliah H-2 Ultah H-3 Berubah
Insyaallah

Saya datang ke acara SAE Fest, yang diselenggarakan oleh SAE Institute Jakarta.
ini pertama kalinya saya menjejakkan kaki di sana.
setibanya disana, saya perhatikan orang-orang yang hadir terlihat memiliki aura jiwa seni yang begitu kuat, dengan langkah mereka yang penuh percaya diri, sebagai simbol kebebasan berekspresi yang telah mereka miliki.

Saya datang berdua dengan teman saya, kita mengikuti workshop Menulis naskah komedi oleh Ernest Prakasa. Sangat menarik dengan paparannya yang singkat, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. 
Saya tidak tertarik untuk menuliskan ilmu apa yang saya dapatkan dalam kegiatan ini, tapiii....

di sela-sela waktu workshop, saya melihat sebuah pola atau kebiasaan yang sering sekali terjadi dalam sebuah acara atau kegiatan apa saja, yang formatnya duduk atau terdapat kursi di sana.


bangku kosong
Gambar di atas saya ambil ketika mengikuti rangkaian acara, di barisan depan saya duduk, nampak sebuah bangku tak bertuan, bangku kosong. Sementara ada beberapa peserta lain yang hadir ttidak mendapatkan tempat duduk alias berdiri untuk mendapatkan ilmu dari pelawak tunggal (Comic) kondang yang baru-baru ini film ke duanya laris manis di bioskop.
Lantas saya berpikir, merumuskan masalah, mengumpulkan data, membuat dugaan sementara (kayak metode ilmiah aje nih). 
Dari awal meja registrasi dibuka terlihat massa datang secara berkelompok, minimal berdua seperti saya dengan teman saya, jarang kita temui orang-orang datang ke suatu acara sendirian (kayak "being alone is not cool dude") kalaupun ada, jikalau diperhatikan maka orang-orang yang sendiri itu cenderung akan memilih tempat paling ujung/pojok/depan.

Pada gambar di atas nampak bangku kosong tak bertuan hanya ada satu. Cowok di sebelah kanan bangku kosong datang sendiri dan memilih untuk duduk mendekati tembok (ujung barisan), sementara cewek yang berada di sebelah kiri bangku kosong datang berdua dengan temannya.
jika diamati, orang yang datang berdua (beramai-ramai) cenderung tidak akan mendekati orang yang sedang sendirian,naluri manusia pada umumnya akan mencari, menginginkan, mengharapkan sesuatu yang satu frekuensi, field experience yang sama. dalam hal ini si cewek yang datang bersama temannya akan memilih duduk berdekatan dengan orang lain yang juga datang bersama temannya. namun tidak menutup kemungkinan si cewek mengira bahwa tempat kosong itu telah ditag oleh si cowok sehingga dia memilih untuk duduk di sebelah bangku kosong ketimbang duduk di bangku kosong tersebut. karena melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang berbudaya kolektif (kelompok), sehingga tidak mungkin/jarang ada yang sendirian.

Tulisan ini tidak menjelaskan konsep atau teori apapun.  
😕

Komentar