Essay Mulia Seorang Maba (bagian 2)
Menjadi mahasiswa mungkin merupakan hal yang biasa di kota karena sudah menjadi sebuah ritual wajib kehidupan, tuntutan dunia kerja, dan lain sebagainya, namun lain cerita jika menjadi mahasiswa di sebuah universitas ternama di Indonesia dan berasal dari desa di pelosok daerah yang belum banyak dijumpai sarjana di sana. Merupakan sebuah kebanggaan bagi saya dan sekaligus tanggung jawab besar. Hampir seluruh warga desa menaruh perhatian kepada saya dan mereka pasti akan menanti kedatangan seorang sarjana (saya) layaknya cahaya penerang kegelapan. Sebagai seorang mahasiswa Peranannya sangat didambakan oleh masyarakat sebagai penggerak perubahan ke arah yang lebih baik. Berasal dari desa yang belum banyak sarjana membuat saya merasa seperti sebuah harapan baru, dan semua mata akan tertuju pada saya, akan diamati, dinilai, dan dititeni seolah dalam diri mereka berkata “bagaimana hasil belajar kamu dan apa yang bisa kamu lakukan dan sumbangan apa yang kamu berikan”. Karena kita tahu di mata masyarakat, mahasiswa seringkali disematkan sebagai agen perubahan (agent of change).
Dengan banyaknya “sesuatu” yang diharapkan masyarakat (warga desa saya khususnya) dari seorang mahasiswa, hal itu memotivasi saya untuk menjadi seorang mahasiswa yang berdampak, menjadi bermanfaat dan memberikan sumbangsih kepada lingkungan sekitar.
Dengan kesempatan luar biasa yang saya miliki saat ini, kesempatan untuk menjadi bagian dari kampus perjuangan, saya berkeinginan, bertekad untuk menjadi agent of change terutama bagi lingkungan tempat tinggal saya. Dengan menjadi salah satu mahasiswa di kampus ternama secara tidak langsung telah menginspirasi adik adik yang masih duduk di bangku sekolah untuk terus menuntut ilmu, serta bukti bahwa siapa saja dari mana saja berhak mendapatkan pendidikan yang terbaik. Yang saya inginkan bukan hanya menebar inspirasi saja tetapi juga berbagi kepedulian.
Melalui program studi Ilmu Komunikasi yang saya pelajari, serta dengan keahlian saya nantinya, saya ingin merubah polapikir warga (desa saya) mengenai pentingnya menuntut ilmu di bangku kuliah, karena kurang dari satu persen saja warga desa (di mana saya tinggal) yang lulus kuliah (sarjana). Menghabiskan banyak uang, membuang banyak waktu serta alasan-alasan ekonomi lainnya masih menjadi alasan utama mereka tidak terlalu antusias dengan yang namanya kuliah. Banyak salah pengertian dari masyarakat.
Oleh karena itu tugas sayalah yang harus “menerjemahkan” maksud dan tujuan dari menuntut ilmu di bangku kuliah agar mudah dimengerti masyarakat. Dengan ilmu komunikasi yang saya miliki. Saya yakin dapat berhasil untuk menerjemahkan dan mempengaruhi pikiran mereka. Karena saya percaya “komunikasi yang baik adalah kunci dari sebuah kesuksesan dan keharmonisan”* *salam ui
Oleh karena itu tugas sayalah yang harus “menerjemahkan” maksud dan tujuan dari menuntut ilmu di bangku kuliah agar mudah dimengerti masyarakat. Dengan ilmu komunikasi yang saya miliki. Saya yakin dapat berhasil untuk menerjemahkan dan mempengaruhi pikiran mereka. Karena saya percaya “komunikasi yang baik adalah kunci dari sebuah kesuksesan dan keharmonisan”* *salam ui
Pada intinya, salah satu capaian dari banyak yang ingin sekali saya capai yaitu menjadi seorang penggerak seperti hakekat mahasiswa yaitu menjadi pelopor/penggerak dengan ide ide kreatif yang dimiliki. Namun itu bukanlah hal yang mudah. Menjadi penggerak merupakan hal yang relatif sulit bagi saya, untuk itu selama menjadi mahasiswa saya akan memanfaatkan fasilitas yang ada, salah satunya organisasi, saya akan mengikuti organisai, karena pentingnya organisasi dan salah satu cara berhubungan dengan orang lain adalah melalui organisasi. Melalui organisasi, kita mampu mengolah diri dengan benar.
Diluar kewajiban belajar di bidang ilmu masing-masing, kita mahasiswa harus memberi dampak, menjadi penggerak, dan bukan sekedar menjadi penebar inspirasi.
---------
![]() |
seperti gambar sebelumnya gambar masih sama sebagai tanda tulisan ini masih satu rangkaian dengan tulisan sebelumnya meskipun tidak relevan dengan judul/isi (haha payah si) |
itulah dia essay yang saya buat, isinya bisa dibilang basa-basi duuh, ya itu yang terlintas di pikiran saya, mengeluarkan kata-kata apa saja hanya untuk memenuhi target minimal 500 kata.
tapi semoga saja itu tidak hanya bualan, semoga saya bisa melakukan itu semua. amiin!
Komentar
Posting Komentar
Budayakan berkomentar dan mengutarakan pendapat...